Kota Metro , MataVrino – Wahdi Sirajuddin hadiri Public Hearing tentang standar pelayanan dasar wabah Zoonosis (penyakit hewan yang dapat menular pada manusia) di Kota Metro dalam rangka pemenuhan implementasi (otovet) otoritas veteriner (SPM) standar pelayanan minimal bidang kesehatan hewan di wilayah Kota Metro, bertempat di OR Sekda Kota Metro, Kamis (08/09/2022).
Perwakilan (FAO) Food and Agriculture Organization (ECTAD)Center for Transboundary Animal Disease Indonesia menjelaskan bahwa FAO sejak tahun 2006 telah bekerjasama dengan pemerintah di Indonesia mulai dari membantu penanganan Flu Burung, hingga Covid-19 serta merupakan satu unit dari organisasi yang berfokus pada pangan, peternakan dan pertanian yang mengacu pada hal emergency dengan dukungan satu project yang berfokus pada ketahanan penyakit di Indonesia. Ia mengucapkan terimakasih kepada Walikota serta OPD peserta Public Hearing yang nantinya akan membantu percontohan yang mengacu pada Permentan.
Dalam rangka menanggulangi wabah penyakit Zoonosis yang berdampak sosial ekonomi masyarakat umum, dalam hal ini Wahdi mengatakan beberapa penyakit yang menyadi prioritas dalam SPM Zoonosis yang berpotensi menjadi wabah, seperti antraks, rabies, leptospirosis, brucellosis dan flu burung. Dengan adanya kegiatan ini, di harapkan Pemerintah Daerah Kota Metro mempunyai SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan, jelasnya.
Sementara itu Walikota Metro Wahdi mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI bersama Food and Agriculture Organization (FAO) Emergency Center for Transboundary Animal Disease (ECTAD) Indonesia karena Kota Metro menjadi daerah yang terpilih sebagai lokasi percontohan (Pilot Project) pelaksanaan Otoritas Veteriner dan Standar Teknis Pelayanan Minimal (SPM) tentang Penanggulangan Zoonosis dengan pendekatan One Health.
Wahdi berharap, dengan diselenggarakannya Public Hearing standar teknis pelayanan dasar wabah Zoonosis dapat menjadi langkah awal yang baik dalam menerapkan kolaborasi dan komunikasi dalam semua aspek kesehatan manusia, hewan dan lingkungan sehingga dapat menekan ancaman terhadap kesehatan masyarakat khususnya di Kota Metro, terangnya.
Tentu pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, sehingga kami menyambut baik dan merasa bangga atas terpilihnya Kota Metro sebagai lokasi percontohan. Untuk itu kami berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yakni Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, serta dinas terkait di Provinsi Lampung, tutupnya.
Pewarta : Akbar