WAY KANAN, MataVrino Bagi para jamaah Majelis Pecinta Rasulullah SAW Way Kanan atau kerap di singkat MPR Way Kanan tentu sudah tidak asing lagi, tentang air hujan yang hampir setiap kali ada di setiap Rutinan MPR Way Kanan. Di mana pun Rutinan, sering kali juga air hujan datang dengan wujud gerimis atau secara deras.
Kehadiran air yang turun dari langit yang begitu banyak bagi para jamaah MPR Way Kanan bukanlah hal yang menakutkan sebagaimana umumnya. Namun justru mereka sangat menghormati jika hujan turun ikut berkumpul bersatu padu dalam ke khusyukan yang sama. Bahkan tidak jarang ketika hujan turun, secara spontan pimpinan MPR Way Kanan mengajak para jamaah untuk berdoa agar hujan tersebut menjadi berkah dan penuh rahmat.
Rintikan hujan, ia sangat mengerti akan gemuruh gelombang suara para jamaah yang sedang melantunkan sholawat bersama-sama. Sehingga hadirnya hujan menambah keakraban mereka dengan air yang turun dari langit itu. Sebab mereka telah mengerti bahwa air adalah saudara manusia juga. Ia sudah memang sepantasnya untuk dihormati, bukan malah dicaci maki.
Ketika tetesan air hujan menyatu pada fisik para jamaah, mereka semakin bertambah semangat, jiwanya menjadi tegar, pikirannya semakin segar, tekatnya kian membara dan berkobar-kobar. Suaranya semakin nyaring melengking tinggi ketika melantunkan sholawat. Bahkan tidak jarang mereka menangis penuh haru berharap syafaat Rasulnya.
Air hujan bukanlah hal yang mengerikan, bagi mereka yang berjiwa jernih dan berpikir jembar.
Air hujan adalah Rahmat, ia datang untuk ikut bersholawat bersama.
Basah sekujur tubuh para jamaah bukanlah alasan untuk beranjak pergi meninggalkan tempat di mana mereka duduk atau bersila. Justru dengan itu mereka menemukan rahasia berkah dibalik turunnya hujan, yang menambah kecintaannya pada Allah dan Rasul-Nya.
Kini mereka semakin mengerti dan paham, ketika air hujan datang iman dihati hati mereka semakin kuat, tangguh, luas dan mendalam.
Pewarta : Agus Fatoni